Jumat, 12 Juli 2013
Pejuang-Pejuang Al-Haq yang Berakhir Tragis
By: Nandang Burhanudin
Syahadat On The Road - Sejarah yang terus berulang. Perguluman Al-Haq dan Al-Bathil, tak pernah berhenti dan tak berganti. Yang berubah hanya pelaku. Substansi sama.
Tak satu pun pemimpin Muslim yang berhasil menjadi top leader di suatu negara, lalu ia berusaha melakukan reformasi sejati dan perbaikan substansial, melainkan ia akan dihadapkan pada Kudeta-Penjara-hingga pembunuhan.
Sejarah telah mencatat nama-nama yang hingga kini melegenda:
1. Sultan Abdul Hamid II.
Ketika ia berusaha tegar menolak rayuan dan iming-iming harta dari Zionis Yahudi, agar menyediakan tanah Palestina bagi entitas Yahudi. Ketika ia berusaha mendirikan Liga Islami dan melakukan perbaikan-perbaikan untuk melawan ekspansi pasukan Salib terhadap dunia Islam, ia dihadapkan dengan konspirasi dan pengkhianatan tingkat tinggi dari seorang Yahudi Dunama yang bernama Mustafa Kemal At-Taturk dibantu oleh beberapa negara yang tak ingin Islam kembali jaya.
Nasib yang dialami Sultan Abdul Hamid II sangat tragis. Ia hidup dalam kurungan rumah. Diperlakukan penuh hina dina. Bahkan media massa saat itu, menjadi corong pembusukan karakter sang Sultan. Hingga rakyat yang cinta menjadi benci, malah melaknat Sultan.
2. PM Turki Manderes.
Menang dalam pemilu dengan suara mayoritas. Ia putuskan untuk mengembalikan Turki ke pangkuan Islam. Adzan dikembalikan ke dalam B. Arab. Ia pun mengunjungi negara-negara Teluk. Kemudian secara sembunyi-sembunyi menunaikan ibadah haji. Tak lama kemudian, ia dikudeta dan dihukum gantung sebagai syahid.
3. Raja Faishal bin Abdul Aziz.
Sejarah telah mencatatnya dengan tinta emas. Beliau memerangi Isral dan Barat. Bahkan impian pertama beliau adalah, hilangnya Israel dari dunia. Cita-cita dan tindakan inilah yang membuat AS geram. Hingga AS memanfaatkan anggota kerajaan Saudi yang tinggal di AS, untuk menjadi eksekutor pengeboman terhadap Raja Faishal.
4. PM Turki Ir. Necmettin Erbakan.
Ia terang-terangan menunjukkan jati diri sebagai muslim dan Kepala Pemerintahan Islam. Ia aktif mempelopori pendirian D-8, yaitu Asosiasi Negara-negara Islam dalam rangka mendongkrak kemajuan eknomi di dunia islam. Tak lama berselang, militer yang setia kepada paham sekuler, langsung mengkudetanya untuk kemudian memenjarakan seumur hidup.
5. DR. Muhammad Moursi, Al-Hafizh.
Ia bekerja siang malam agar Mesir menjadi negara maju, tanpa menyingkirkan citra Islamnya. Mesir yang independen secara militer, industri, pangan, bahkan kebutuhan kendaraan. Nasibnya pun tak lebih baik. Hanya 1 tahun berkuasa, ia disingkirkan militer atas restu AS.
Mereka telah mencatatkan diri dalam sejarah Islam. Perjuangan menegakkan Islam dan syariatnya, jika serius dan nyata, pasti akan dihadapkan pada kudeta-penjara-bahkan kematian. Namun jika hanya sebatas mengibar-ngibarkan bendera, atau teriak-teriak, AS-Barat-Israel akan membiarkan bahkan jika perlu memberikan fasilitas.
Wallahu A'lam
Bandung, 21:12; 11/07/13
Jangan Lupa Komennya ya..!!! ^^