Syahadat on the road - Syahadat
adalah bagian yang fundamen atau fondasi utama dalam aqidah seorang
muslim, dan karena syahadat ini memiliki nilai-nilai dan pengaruh yang
besar dalam kehidupan serta pentingnya aqidah yang jelas dalam akal dan
hati sehingga dapat melakukan ibadah kepada Allah dengan hujjah yang
nyata. Oleh karena itu merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk
mengenal lebih dalam makna syahadat serta rukun-rukun dan
syarat-syaratnya.
Salah satu definisi Shadat yaitu:
1 Persaksian;
Isl
persaksian dan pengakuan (ikrar) yg benar, diikrarkan dengan lisan dan
dibenarkan dengan hati bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah rasul Allah; Makna syahadat ‘La Ilaaha Illallaah’ ( لا إله إلا الله ) adalah bahwa tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah SWT.
Kalimat ( لا إله إلا الله ) di dalam syahadat yang berarti ‘tidak ada tuhan’ merupakan bentuk nafyun atau peniadaan dan pengingkaran bagi seluruh sesembahan selain Allah. Sedangkan kalimat ( إلا الله ) yang berarti ‘kecuali Alla’ merupakan bentuk penetapan ibadah bagi Allah semata, tidak ada sekutu baginya dalam ibadah, sebagaimana juga tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaanNya.
Adapun syarat-syarat syahadat ( لا إله إلا الله )
yang merupakan tolak ukur kesempurnaan tauhid seseorang dan belum
sempurna tauhidnya kecuali dengan syarat-syarat tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Ilmu yang meniadakan kebodohan ( العلم المنافي للجهل )
Allah SWT berfirman:
فَاعْلَمْ
أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ
وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَاللهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ
وَمَثْوَاكُمْ ﴿محمد: 19﴾
Artinya:
Maka
ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang
mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan
tempat tinggalmu. (QS: Muhammad: 19).
وَلاَ يَمْلِكُ الَّذِيْنَ يَدْعُونَ مِنْ دُوْنِهِ الشَّفَاعَةَ إِلاَّ مَنْ شَهِدَ بِالحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿الزخرف:86﴾
Artinya:
Dan
orang-orang yang menyeru kepada selain Allah tidak mendapat syafa’at
(pertolongan di akhirat); kecuali orang yang mengakui yang hak (tauhid)
dan mereka meyakini. (QS: Az-Zukhruf: 86).
Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW bersabda:
عن عثمان بن عفان قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (من مات وهو يعلم أن لا إله إلا الله دخل الجنة
Artinya:
Dari
Utsman bin Affan, dia berkata: Rasulallah SAW bersabda, “Siapa saja
yang mati dan dia mengetahui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka
dia masuk sorga.
Dan dari Abi Sa’id Al Khudri RA beliau meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda:
قال
موسى يا رب علمني شيئا أذكرك وأدعوك به، قال: يا موسى لو أن السموات السبع
وعامرهن غيري والأرض السبع في كفة ولا إله إلا الله في كفة، مالت بهن (لا
إله إلا الله) رواه ابن حبان والحاكم في صحيحه)
Artinya:
Musa
berkata,”Ya Tuhanku! Ajarilah aku sesuatu yang dengannya aku bias
mengingatmu dan berdoa kepadaMu.” Allah berkata, “Hai Musa! Sekiranya
tujuh lapis langit dan ditempati selain aku, dan tujuh lapis bumi berada
di sebuah piringan timbangan. Kemudian (kalimat) La Ilaaha Illallaah
berada di piringan timbangan yang lainnya, maka pastilah piringan
timbangan tersebut akan miring kepada kalimat ‘La Ilaaha Illallaah’.
(HR. Ibnu Hibban dan Hakim).
2. Keyakinan yang meniadakan keragu-raguan ( اليقين المنافي للشك )
Hendaknya seorang yang mengucapkan kalimat ‘La Ilaaha Illallaah’ ( لا إله إلا الله ) dengan penuh keyakinan akan kandungan kalimat ini. Tidak ragu-ragu dan bimbang. Allah SWT berfirman:
قَالَتِ
الأَعْرَابُ آمَنَّا، قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا،
وَلَمَّا يَدْخُلِ الإِيْمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ، وَإِنْ تُطِيْعُوا اللهَ
وَرَسُولَهُ لاَ يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئاً إِنَّ اللهَ
غَفُورٌ رَحِيْمٌ، إِنَّمَا المُؤْمِنُونَ الَّذِيْنَ آمَنُوا بِاللهِ
وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ
وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيْلِ اللهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ ﴿الحجرات:
14-15﴾
Artinya:
Orang-orang
Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka),
“Kami belum beriman, tetapi katakanlah ‘kami telah tunduk (islam);
karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah
dan rasulNya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Sesungguhnya
orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah meraka yang beriman kepada
Allah dan rasulNya, kemudia mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang
benar. (QS: Al-Hujurat: 14-15).
Dalam
ayat ini Allah SWT memberikan syarat bagi kejujuran iman orang-orang
Arab Badui tersebut, yaitu agar mereka tidak ragu-ragu dan tidak bimbang
dalam keimanan kepada Allah SWT.
Dan diriwayatkan dalam hadis yang shahih:
أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم أرسل أبا هريرة بنعليه قائلا له: (من لقيت
من وراء هذا الحائط يشهد أن لا إله إلا الله مستيقنا بها قلبه فبشره بالجنة
Artinya:
bahwa Rasulallah SAW mengutus Abu Hurairah dengan membawa kedua
sendalnya seraya berkata kepadanya, “Siapa saja yang engkau temui di
balik dinding ini, dia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan
hatinya yakin dengan kalimat itu, maka berilah dia kabar gembira akan
sorga.
وعن
عبادة بن الصامت رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (من
شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأن محمدا عبده ورسوله، وأن عيسى
عبد الله ورسوله، وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه، وأن الجنة حق، والنار
حق، أدخله الله الجنة على ما كان من العمل (أخرجه البخاري ومسلم)
Artinnya:
Dari
Ubadah bin Shomit RA, dia berkata: Rasulallah SAW bersabda, “Siapa saja
yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah semata, tidak ada
sekutu baginya, dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Dan bahwa Isa
adalah hamba Allah dan utusanNya, dan kalimatNya yang disampaikan kepada
Maryam, dan merupakan ruh (yang ditiup) dariNya. Dan Bahwasanya sorga
adalah sesuatu yang benar, dan neraka adalah benar. Allah masukkan dia
ke dalam sorga berdasarkan amalannya. (HR. Bukhori dan Muslim).
3. Ikhlas yang meniadakan perbuatan syirik ( الإخلاص المنافي للشرك )
Ikhlas adalah membersihkan amalan dengan niat yang bersih dari seluruh perbuatan syirik, baik yang besar maupun yang kecil.
Allah SWT berfirman:
وَمَا
أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
حُنَفَاءَ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ وَذَلِكَ دِيْنُ
القَيِّمَةِ ﴿البينة: 5﴾
Artinya:
Padahal
merka hanya diperintah untuk menyembah Allah dengan ikhlas mentaatiNya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus
(benar), (QS: Al-Baiyyinah: 5).
Artinya:
Maka
barang siapa yang mengharap pertemuan dengan TuhanNya hendaklah dia
mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu
pun dalam beribadah kepada Tuhannya. (QS: Al-Kahfi: 110).
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ خَالِصاً مِنْ قَلْبِهِ وَنَفْسِهِ
Artinya:
Manusia
yang paling berbahagia dengan syafaatku adalah orang yang berkata ‘La
Ilaaha Illallaah’ tiada Tuhan selain Allah, secara ikhlas dari hati dan
jiwanya.
Di dalam hadis yang shahih juga Rasulallah SAW pernah bersabda:
Artinya:
Dari
Utsman bin Malik RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya
Allah telah mengharamkan bagi neraka orang yang berkata, ‘La Ilaaha
Illallaah’ (tidak ada Tuhan selain Allah).
4. Kejujuran yang meniadakan kebohongan ( الصدق المنافي للكذب )
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Di
antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian[22]," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman,
padahal mereka Hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
(QS: Al-Baqoroh: 8-9).
Artinya:
Di
antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang
Telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang
gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka
tidak merobah (janjinya). (QS: Al-Ahzab:23).
عن
معاذ بن جبل رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ما من أحد
يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله صدقا من قلبه إلا حرمه الله
على النار
Artinya:
Dari
Mu’az bin Jabal RA, dari Nabi SAW dia berkata, “Tidak lah seseorang
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah
hambaNya dan utusanNya, dengan segenap kejujuran dari hatinya kecuali
Allah haramkan dirinya dari neraka.
5. Cinta yang meniadakan kemarahan dan kebencian
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Dan
diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan
jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan
Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka
menyesal). (QS: Al Baqoroh: 165).
Artinya:
Hai
orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi
Maha Mengetahui. (QS: Al Maidah: 54).
Dan di dalam hadis Rasulallah bersabda:
ثلاث
من كن فيه وجد بهن حلاوة الإيمان: أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما
سواهما، وأن يحب المرء لا يحبه إلا لله، وأن يكره أن يعود إلى الكفر بعد أن
أنقذه الله منه كما يكره أن يقذف في النار (متفق عليه)
Artinya:
Ada
tiga hal yang apabila ada pada seseorang dengannya dia akan merasakan
manisnya iman; Allah dan rasulNya lebih dia cintai dari pada yang
lainnya, mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena
Allah, dan dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah
menyelamatkan dia darinya sebagaimana dia benci dilemparkan kedalam
neraka. (HR. Bukhori dan Muslim).
6. Sikap menerima yang meniadakan penolakan
Allah
SWT memberitakan tentang sebuah kaum yang Dia timpakan azab kepada
mereka karena mereka menolak untuk menerima kaliamat syahadah ini:
Artinya:
Maka
Sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab. Sesungguhnya
Demikianlah kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat.
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha
illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka
menyombongkan diri, Dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya kami harus
meninggalkan sembahan-sembahan kami Karena seorang penyair gila?" (QS:
As-Shoffat:33-36)
Dan dalam sebuah hadis Rasulallah bersabda:
مثل
ما بعثني الله به من الهدى والعلم كمثل الغيث الكثير أصاب أرضا، فكان منها
قبلت الماء فأنبتت الكلأ والعشب الكثير، وكان فيها أجادب أمسكت الماء فنفع
الله به الناس، فشربو وسقوا وزرعوا، وأصاب منها طائفة أخرى إنما هي قيعان
لا تمسك ماء ولا تنبت كلأ، فذلك مثل من فقه في دين الله ونفعه ما بعثني
الله به فعلم وعلم، ومثل من لم يرفع بذلك رأسا ولم يقبل هدى الله الذي
أرسلت به.
Artinya:
Perumpamaan
ilmu dan hidayah yang Allah mengutus Aku dengannya adalah bagaikan
hujan deras yang jatuh ke tanah. Di antara tanah itu ada yang menyerap
air sehingga menumbuhkan pepohonan dan rerumputan yang banyak. Dan di
antara tanah itu ada yang gersang, menahan air sehingga Allah memberikan
kebaikan dengan air itu kepada manusia, maka minumlah mereka, menyiram
dan menanam. Dan ada (air) yang jatuh pada jenis (tanah) yang lain,
tanah itu adalah Qii’aan, tidak menahan air dan tidak juga bisa
menumbuhkan pepohonan. Itulah perumpamaan orang yang memahami agama
Allah dan mendapatkan manfa’at dari apa yang aku diutus dengannya, lalu
dia mengetahui dan mengajarkannya, dan perumpamaan orang yang bodoh dan
tidak menerima hidayah yang Allah telah mengutusku dengannya.
7. Sikap manut yang meniadakan sikap menolak, meninggalkan dan tidak melaksanakan
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Dan
barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang
yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul
tali yang kokoh. dan Hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.
(QS: Luqman: 22).
Artinya:
Sesungguhnya
jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan
rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka[1045] ialah
ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang
yang beruntung.
Dan
barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada
Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang
mendapat kemenangan. (QS: An-Nuur: 51-52).
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Kepunyaan
Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan
jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu
tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang
dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (QS: Al-Baqoroh:284).
Dan
diriwayatkan dari rasulallah, ketika turun ayat ini kepadanya, para
sahabatnya merasa berat, lalu mereka mendatangi Rasul SAW dan membungkuk
seraya berkata, “Wahai rasulallah! Kami telah dibebani dengan
amalan-amalan yang tidak bisa kami kerjakan; Sholat, Jihad, Puasa dan
Sedekah. Dan ayat ini telah turun juga kepadamu. Kami tidak sanggup
untuk melaksanakannya.” Kemudian Rasulallah berkata, “Apakah kalian
ingin berkata sebagaimana apa yang elah dikatakan oleh ahli dua kitab
sebelum kalian “Kami dengar dan Kami langgar”? Akan tetapi katakanlah,
“Kami dengar dan Kami taati, ampunanMu ya Tuhan kami dan hanya kepadaMu
lah tempat kembali.
Ketika
para sahabat rasulallah menerima dan menyebutkan kata-kata itu dengan
lidah mereka, Allah turunkan setelah itu ayat selanjutnya:
Artinya:
Rasul
Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. (QS: Al-Baqoroh: 285).
Ketika
para sahabat telah melaksanakan kandungan ayat tersebut kemudian Allah
menghapus hukum ayat tersebut, lalu menurunkan ayat:
Artinya:
Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat
siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.
(QS: Al-Baqoroh:286).
Rasulallah berkata, “Ya.”
Artinya:
Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. (QS:
Al-Baqoroh: 286).
Rasulallah berkata, “Ya.”
Artinya:
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. (QS: Al-Baqoroh: 286).
Rasulallah berkata, “Ya.”
Artinya:
beri
ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong
kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS: Al-Baqoroh:
286).
Rasulallah berkata, “Ya.” Dan di dalam riwayat Ibnu Abbas rasul berkata, “Telah Aku laksanakan.” [mnf]