Kamis, 20 Desember 2012

ISTIQOMAH !!!


oleh : Muh. Nurfadli

Syahadat on the road - Kita pasti telah sering mendengar kisah antara batu dan air. Yakni sebuah kisah ketika air mampu menciptakan lubang pada sebuat batu. Ada sebuah pertanyaan yang seharusnya menggelitik akal kita, “Mengapa air yang sedemikian lembut mampu melubangi sebuat batu yang keras?” tahu jawabannya?. Jawaban kenapa air sanggup melubangi batu, adalah karena air mampu memelihara keistiqomahan untuk jatuh di tempat yang sama pada sebuah batu dimana ia jatuh. Sehingga ia mampu melubangi batu tersebut, kedatipun air memiliki sifat yang berkebalikan dari batu. Batu itu keras sedangkan air itu lembut. 

Istiqomah. Kata kuncinya adalah pada sebuah kata Istiqomah. Sebuah kata yang sering sekali kita dengar, namun memerlukan kemantapan hati dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Istiqomah berarti teguh, senantiasa berpegang padanya, tetap pada jalurnya, dan kokoh. Dalam al-qur’an setidaknya ayat yang menyinggung tentang  istiqomah disebutkan sebanyak lebih dari 25 ayat. Dalam salah satu ayat di surat Ali-Imran,  Tidak ada doa mereka selain ucapan: Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian Kami, dan tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir"(Ali Imran : 147). Kata “wa tsabbit” (dan tetapkanlah) merupakan kata-kata yang mencerminkan harapan akan sebuah sifat istiqomah. Istiqomah yang dilakukan tentunya istiqomah pada hal-hal yang baik dan diridhoi oleh Allah SWT. Sepeti yang dapat kita baca secara gamblang pada teks firman Allah di bawah ini. 

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu.” (Hud: 112).

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami adalah Allah’, kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada berduka cita.” 
(Al Ahqaf: 13-14)

Rasulullah bersabda, “Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah (istiqomahlah) kamu dalam pendirian itu.” (HR. Muslim)

Dalam firman Allah di atas, Allah memerintahkan kita untuk senantiasa berada pada jalan yang benar, yakni mengikuti perintah Allah seperti yang Rasulullah ajarkan kepada kita. Sebagai seorang guru, kita senantiasa memberi pendidikan secara jujur dan menjada nilai-nilai keislaman. Sebagai seorang murid kita menuntut ilmu dengan sebaik-baiknya dan meninggalkan praktek curang(mencontek). Sebagai seorang pejabat kita tidak mengizinkan praktek suap-menyuap, dan lain sebagainya.

Setelah kita berada pada jalan yang benar maka Allah menyuruh kita untuk tetap pada jalan itu. Tidak melenceng sedikitpun, tidak miring dan berhasrat untuk memilih jalan lain selain pada jalan yang benar. Dengan memahami hal tersebut, sifat istiqomah merupakan sifat yang penting bagi diri kita untuk menggapai kehidupan yang sukses di dunia maupun di akhirat. 

Dengan keistiqomahan dalam memegang apa yang Allah perintahkan kepada kita, kita tidak akan mampu diperdaya oleh gangguan yang melenakan. Dengan keistiqomahan maka akan timbul wibawa dan inner beauty yang terpancar dari setiap gerak langkah kita. Dengan keistiqomahan akan muncul ketenangan yang berakibat pada kemampuan kita mencari makna/hikmah dalam setiap kejadian di dunia ini. Sehingga setiap permasalahan dalam hidup ini mampu kita selesaikan secara tegas dan tidak berlarut-larut. Dan yang paling penting adalah Allah SWT menggaransi kepada setiap muslim yang beristiqomah pada jalan kebenaran dengan diberikan ‘ketidakkahawatiran’ dan ‘terlepas dari duka cita’ dari berbagai ujian hidup di dunia. Ia layaknya batu karang di lautan yang tetap tegar berdiri, kokoh, dan tak bergeming meski kuatnya gelombang dan ombak lautan menghempasnya. Begitu pentingnya Istiqomah ini dalam kehidupan kita, sehingga Rasulullah SAW pun menegaskan bahwa setelah kita beriman, maka BERISTIQOMAHLAH.

Nah, berkaca dari ilustrasi di awal dan sikap kita sehari-hari. Adakah keistiqomahan dalam memegang hukum Allah bersemayam pada diri kita? Adakah setiap kebenaran yang kita usung benar-benar kita usung dengan tegar dan tetap pada pendirian? Adakah kita telah mampu bersikap seperti air yang melubangi kerasnya batu? Adakah kita seperti karang di lautan yang tetap kokoh melawan kuatnya hempasan gelombang? Mari kita tanya dalam diri kita. Karena yang paling mengetahui diri kita adalah kita sendiri dan Allah tentunya. Wallahua’lam bishshowwab.

Ahad, 16 desember 2012



Jangan Lupa Komennya ya..!!! ^^