Sabtu, 15 Desember 2012

Katalog Kerusakan Liberalisme

Syahadat on the road - Kerontokan dasar kendali logika terekam jelas di sudut pikiranmu. Lambaikan pesoka keangkuhan bertabur kelemahan. Sedari dulu logika terpakai, sedari dulu pertentangan memulai. Menghamba keras pada akal fikiran. Mengabaikan indahnya pesona alqur’an. Yang menjadi pedoman. Pada relung hati kesatria pengembara kehidupan.

Maka kau tak ragu meng-oposisi-kan diri. Dengan dalih kebebasan. Kau cela setiap untaian hakikat agama yang tergambar pada kejadian nyata. Meradang engkau saat kekuasaan Qur’an bersanding pedang menguasai nusantara. Kalap engkau melihat kejayaan islam menjadi pijakan.  Kau tersungkur saat cahaya hidayah menyapa hamba dikala pagi dan petang. Dengan harap yang semu, kau coba mainkan lidahmu. Tak perduli seberapa keras kritikan menghampiri. Kau terus tegar menghadapi. Tak perduli sekian juta orang melihat, kau tetap kalap bermain di naungan logika liberalmu atas agama ini. kau bilang “Semua Agama Sama !!”.

Dan keturunan dinasti itu pun berlanjut.  Kaderisasi penghias katalog kerusakan terus berganti. Banyak yang tertarik karena tipu daya hasutan lidahnya. Banyak kaum muda tak berdaya melawannya. Karena memang ia sangat dekan dengan kesenangan. Kesenangan akan kebebasan. Kebebasan yang justru memasung kebebasan kita. Tampak ia indah. Namun yang terjadi ia lihai membuat indah. Ia bak bunga bangkai, indah namun menyesakkan hidung. Akhirnya setiap bunga  bangkai baru pun bermunculan dengan warnanya dan baunya masing-masing. Ya istilah bau lebih tepat ketimbang aroma. Karena jelas ia bau. Membuat bau ajaran agama Islam ini. bunga bangkai pertama berujar “Acapkali saya berfikir, memnuja matahari itu jauh lebih penting dari memuja selainnya. Dia selalu memberi kita pagi yang indah”. Bunga bangkai yang lain berujar “jilbab itu kan kayak swimswit, pakaian yang bersifat situasional. Segampampang ini kok gak paham”. Beragam konsipirasi hendak berkuasa. Lewat liberalisme. Lewat kebebasan tanpa batas. Yang mengatasnamakan keunivesalan. Namun hidup dalam eksklusivitas tingkat tinggi.

Maka fikiranmu adalah nostalgia. Dari kenangan busuknya perlawanan saat hidupnya Rasulullah teladan. Maka sikapmupun nostalgia. Dari kebencian munafiq dari setiap jengkal perjuangan. Maka langkahmu pun nostalgia. Dari dari sesatnya langkah syaitan dalam nafsu angkara.

Tolak Liberalisasi Agama. Tolak Jaringan Islam Liberal. Tolak Liberalisme. Karena hakikat kehidupan ada pada Al Qur’an dan Sunnah Rasul teladan. Allahu Akbar.




Jangan Lupa Komennya ya..!!! ^^