Rabu, 10 Oktober 2012

Keluar Dari Lingkaran Kemaksyiatan

Oleh: Muh. Nurfadli

Syahadat on the road - Sudah kufikirkan. Bahkan sampai pada tahap merenung. Berkali-kali. Bahwa kemaksyiatan akan memberikan efek negatif bagi semua rencana kita, mimpi kita, dan cita-cita kita. Kemaksyiatanlah yang menghancurkan segala rencana baik kita. Entah kita lupa, lalu kita bermaksyiat. Atau memang tuntutan hawa nafsu yang tinggi, lalu kita mengiyakan tuntutan hawa nafsu itu dengan melakukan kemaksyiatan. Sering kali kita telah menyusun rencana dengan detail dan yakin atas hasil yang akan kita dapat, lalu kita bermaksyiat kepada Allah. Seketika rencana tadi tak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tanpa diduga, banyak faktor ‘x’ yang datang sebagai faktor penghambat di setiap rencana kita. Dan akhirnya, rencana tinggalah sebagai rencana, dan hasilnya adalah penyesalan.



Allah berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (Al-Bayinah:5). Begitulah adanya, Allah meminta kepada kita sesuatu yang murni, dan wajib bagi kita memberikan sesuatu yang murni bagi Allah. Rencana yang kita buat hendaklah rencana-rencana yang murni, jauh dari kepentingan dan obsesi diri yang berlebihan. Kerja yang kita lakukan dalam merealisasikan rencana tersebut hendaknya pula murni, jauh dari upaya bermaksyiat kepada Allah.

Saya sarankan kepada setiap diri yang mempunyai cita-cita menjulang, mimpi yang tinggi, optimisme yang besar, dan kemampuan yang mumpuni. Hendaknya menjauhkan aktivitasmu dari maksyiat kepada Allah. Hendaknya tidak memulainya dengan maksyiat kepada Allah. Hendaknya engkau memperbanyak istighfar sebelum merealisasikan semua rencanamu. Semoga Allah memberikan kepada kita semua kemampuan untuk dapat menghindarkan diri sejauh mungkin dari maksyiat kepada Allah. Karena Allah adalah maha suci, dan ia hanya menerima yang suci. Sedangkan maksyiat adalah kotoran, bagaimana mungkin yang suci menerima kotoran?



Jangan Lupa Komennya ya..!!! ^^