Syahadat on the road - Semenjak dahulu Syi`ah mengklaim bahwa mereka mengikuti manhaj dan langkah
Ja`far Ash Shadiq. Madzhab mereka dalam bidang fikih adalah
ucapan-ucapan dan pendapat-pendapatnya. Karena mereka menamakan dirinya
sebagai Ja`fariyun, padahal Ja`far berlepas diri dari mereka dan
orang-orang seperti mereka. Mereka tidak berada di atas manhaj dan
langkah-langkahnya dan dia bukanlah pemilik manhaj dan langkah-langkah
yang diklaim tersebut.
Mereka menukil dari Ja`far tanpa sanad
atau dengan sanad maudhu` (dipalsukan) atau dhaif atau maqthu`
(terputus). Dan ini berlaku untuk para imam yang lain. Sudah dimaklumi
bersama bahwa Syi`ah sangat kurang dan lemah dalam ilmu sanad, karena
mereka tidak berpengalaman di dalam agamanya. Agama mereka adalah agama
masyayikh mereka. Apa yang dikatakan oleh masyayikh, mereka menukilnya
dari mereka tanpa memilih dan memilah. Salah seorang Syaikh Rafidhah
telah mengakui dan membenarkan hal ini bahwa (bila) mereka menerapkan
ilmu al jarh wa at ta`dil sebagaimana ahlus sunnah, maka tidak tersisa
sedikitpun dari hadits mereka. Orang Syi`ah telah banyak berdusta atas
Ja`far Ash Shadiq, mereka menasabkan kepadanya banyak sekali dari
riwayat-riwayat yang dibuat-buat, hingga pada akhirnya mereka (sampai)
pada perubahan dan penggantian ayat-ayat Al Qur’an.
Sebagaimana
mereka menasabkan sebagian kitab kepada Ja`far. Padahal para ahli ilmu
bersaksi bahwa kitab-kitab itu dipalsukan atas namanya. Diantara
kitab-kitab tersebut adalah:
- Kitab Rasail Ikhwan Ash Shafa.
Kitab ini dikarang lebih dari dua ratus tahun setelah wafatnya Ja`far,
pada waktu Dinasti Buwaihiyyah. Pada abad ketiga (ke empat?, nm)
hijriyah (321 H – 447 H). Sementara Ja`far telah wafat pada tahun 148 H.
Kitab ini banyak berisi kekufuran, kebodohan dan juga filsafat buta
yang tidak layak bagi Ja`far Ash Shadiq dan ilmunya. Semoga Allah
merahmati beliau dengan rahmat yang luas.
- Kitab Al Ja`far, yaitu kitab ramalan-ramalan tentang kejadian dan ilmu ghaib.
- Kitab Ilm Al Bithaqah.
- Kitab Al Jadawil atau Jadawil Al Hilal, telah memalsukan atas nama Abdullah bin Mu`awiyah salah seorang yang sudah terkenal dengan kebohongan.
- Kitab Al Haft.
- Kitab Ikhtilaj Al A`dha.
Juga
kitab-kitab lain seperti Qaus Qazah (pelangi) dan disebut Qaus Allah,
Tafsir Al Qur-an, Manafi` Al Qur-an, Qira`ah Al Qur-an fi Al Manam,
Tafsir Qira`ah As Surah fi Al Manam dan Al Kalam `ala Al Hawadits.
Tidak
ada satu penetapan yang jelas di kalangan Syi`ah bahwa kitab-kitab ini
adalah kitab-kitab Ja`far Ash Shadiq selain oleh Abu Musa Jabir bin
Hayyan Ash Shufi Ath Tharthusi Al Kimai (200 H). Ibnu Hayyan ini
diragukan tentang agama dan amanahnya. Dia memang menjadi teman bagi
Ja`far, tetapi bukan Ja`far Ash Shadiq melainkan Ja`far Al Barmaki.
Diantaranya yang mengukuhkannya adalah Ibnu Hayyan tinggal di Baghdad
sementara Ja`far Ash Shadiq tinggal di Madinah. Juga abad
pertama dan abad kedua tidak membutuhkan kitab-kitab dan risalah-risalah
seperti yang telah dinasabkan kepada Ja`far Ash Shadiq ini.
Sekapur Sirih Tentang Kehidupan Ja`far Ash Shadiq
Dia
adalah Imam Ja`far bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Al Husain bin
Ali bin Abu Thalib. Begitu pula ia adalah keturunan dari Abu Bakar Ash
Shiddiq, karena ibunya adalah Ummu Farwah binti Al Qasim bin Muhammad
bin Abu Bakar Ash Shiddiq. Dan nenek dari ibunya adalah Asma binti
Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq. Semoga Allah meridhai mereka
semua. Karena itu Ja`far Ash Shadiq berkata, Aku dilahirkan oleh Abu
Bakar dua kali. (Syiar `A`lam An Nubala : 259).
Dia dilahirkan di
Madinah tahun 80 H dan wafat tahun 148 H dalam usia mendekati 68 tahun.
Dia wafat di tempat dia dilahirkan yaitu Madinah. Dia meninggalkan
tujuh putra: Ismail, Abdullah, Musa Al Kazhim, Ishaq, Muhammad, Ali dan
Fathimah.
Dia benar-benar shadiq, jujur dalam ucapannya dan
perbuatannya, tidak dikenal dari diri Ja`far selain sifat shidq (jujur,
benar), karena itu digelar ash shadiq. Dia juga digelari al imam oleh
ahlus sunnah karena kedalaman dan keluasan ilmunya. Ja`far
menimba ilmu dari para sahabat besar seperti Sahl bin Sa`ad As Sa`idi
dan Anas bin Malik Radhiyallahu anhu dan dari ulama tabi`in seperti
Atha` bin Abi Rabah, Muhammad bin Syihab Az Zuhri, Urwah bin Az Zubair,
Muhammad bin Al Munkadir, Abdullah bin Abu Rafi` dan Ikrimah Mawla bin
Al Abbas Radhiyallahu anhuma.
Diantara
murid-muridnya adalah Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Sufyan Ats Tsauri,
Syu`bah bin Al Hajjaj dan Sufyan bin Uyainah. Para ulama Islam telah
banyak memuji dan menyanjung.
Ja`far Ash Shadiq termasuk
orang yang sangat mencintai kakeknya Abu Bakar Ash Siddiq dan juga Umar
bin Khaththab Radhiyallahu `anhu. Beliau sangat mengagungkan keduanya
karena itu beliau sangat membenci Rafidhah yang telah membenci keduanya.
Ja`far juga membenci Rafidhah yang telah menetapkannya sebagai imam yang ma`sum. Diriwayatkan oleh Abdul Jabbar bin Al Abbas Al Hamdzani bahwa Ja`far bin Muhammad mendatangi mereka ketika mereka hendak meninggalkan Madinah, dia (Ash Shadiq) berkata,
"Sesunggunya kalian insya Allah adalah termasuk orang-orang shalih di negeri kalian, maka sampaikanlah kepada mereka ucapanku, `Barangsiapa mengira bahwa aku adalah imam ma`shum yang wajib ditaati maka aku benar-benar tidak ada sangkutpaut dengannya. Dan barangsiapa mengira bahwa aku berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar maka aku berlepas diri daripadanya`. (Syiar `A`lam An Nubala : 259)."
Muhammad bin Fudhail menceritakan dari
Salim bin Abu Hafshah, Saya bertanya kepada Abu Ja`far dan putranya,
Ja`far, tentang Abu Bakar dan Umar. Maka dia berkata, `Wahai Salim
cintailah keduanya dan berlepas diri (dari) musuh-musuhnya karena
keduanya adalah imam huda.` Kemudian Ja`far berkata, `Hai Salim apakah
ada orang yang mencela kakeknya? Abu Bakar adalah kakekku. Aku tidak
akan mendapatkan syafaat Muhammad Shallallahu `alaihi wasallam pada hari
kiamat jika aku tidak mencintai keduanya dan memusuhi musuh-musuhnya.`
Ucapan imam Ash Shadiq seperti ini dia ucapkan dihadapan bapaknya, Imam
Muhammad bin Ali Al Baqir dan dia tidak mengingkarinya. (Tarikh Al Islam 6/46)
Hafsh
bin Ghayats murid dari Ash Shadiq berkata, Saya mendengar Ja`far bin
Muhammad berkata, `Aku tidak mengharapkan syafaat untukku sedikit pun
melainkan aku berharap syafaat Abu Bakar semisalnya. Sungguh dia telah
melahirkanku dua kali.
Sebagaimana murid Ja`far yang tsiqat
lainnya yaitu Amr bin Qa-is Al Mulai mengatakan, Saya mendengar Ibnu
Muhammad (Ash Shadiq) berkata, `Allah ta`ala berlepas diri dari orang
yang berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar`. (Siyar Alam An Nubala :
260).
Zuhair bin Mu`awiyah berkata, Bapaknya berkata kepada
Ja`far bin Muhammad, `Sesungguhnya saya memiliki tetangga, dia mengira
bahwa engkau berbara` (berlepas diri) dari Abu Bakar dan Umar`. Maka
Ja`far berkata, `Semoga Allah berbara` dari tetanggamu itu, demi Allah
sesungguhnya saya berharap mudah-mudahan Allah memberikan manfaat
kepadaku karena kekerabatanku dengan Abu Bakar. Sungguh aku telah
mengadukan (rasa sakit) maka aku berwasiat kepada pamanku (dari ibu)
Abdurrahman bin Al Qasim. (At Taqrib, Ibnu Hajar, Tarikh Al Islam, Adz
Dzahabi).
Semua teks ini adalah dari Ja`far Ash Shadiq, secara
jelas menjelaskan kecintaanya kepada Abu Bakar dan Umar, wala`nya kepada
keduanya serta taqarrubnya kepada Allah dengan wasilah mahabbah dan
wala` tersebut. Juga menunjukkan kebencian kepada yang membenci keduanya
dan bara` kepada yang bara` dari keduanya. Bahkan bara`nya dari orang
yang meyakini imamah dan kema`shumannya. Dan permohonannya kepada Allah
agar Allah memutus segala Rahmat-Nya dari orang-orang yang memusuhi Abu
Bakar dan Umar.
Maraji`: Gen Syi`ah, Sebuah Tinjauan Sejarah
Penyimpangan Aqidah dan Konspirasi Yahudi, Mamduh Farhan Al Buhairi,
Penerbit Darul Falah.
[mnf/Syahadatontheroad/Islampos/Shoutussalam]